Pilih Mana, Rumah atau Apartemen?

SOCIALIZE IT ⇨
Banyak masyarakat yang berpendapat kalau tinggal di apartemen itu keren, nyaman dan enak. Bayangkan saja, bangunannya saja megah dan mewah. Dijaga ketat keamanan full 24 jam. Belum ketika memasuki kawasannya, disambut pegawai dengan senyum ramahnya yang khas. Seperti menjadi pembesar nampaknya. Makanya keberadaan apartemen disambut ramah oleh sebagian masyarakat berduit. Mereka membelinya dengan berbagai alasan, diantaranya :
a.Sebagai investasi.

Masyarakat berlomba berinvestasi pada apartemen. Alasannya invetasi pada hunian vertikal seperti itu cukup menjanjikan. Landasannya, apartemen tersebut tidak akan rusak karena kondisinya terus dijaga oleh pengembang. Berbeda dengan investasi pada rumah, nilainya bisa berkurang karena rumah kalau kosong bisa mengalami kerusakan karena tidak ada yang merawatnya.

b.Sebagai tempat tinggal.

Banyak pekerja di ibukota yang tinggal di apartemen. Hal itu karena lokasi apartemen yang berdekatan dengan tempat kerja. Dengan tinggal di apartemen mereka tidak akan terkena macet dan lelah dalam perjalanan. Jadi, sifatnya hanya sebagai tempat tinggal sementara. Pada saat libur akhir pekan mereka kembali ke rumahnya masing-masing, Tetapi ada juga yang menjadikannya sebagai tempat tinggal tetap.

c.Fasilitas lengkap.

Biasanya apartemen dilengkapi sarana umum seperti pusat kebugaran, taman bermain, kolam renang, minimarket, kafe dan lain sebagainya. Dengan demikian,penghuni apartemen tidak pergi jauh jika memerlukan sesuatu

d. Praktis.

Apartemen selalu tersedia di kota-kota besar guna mengimbangi dinamika kehidupan masyarakatnya yang sibuk dan harus serba cepat. Tinggal di apartemen dianggap sebagai cara yang praktis. Misalnya, ruangan tempat tinggal tidak sulit dibersihkan karena tidak terlalu besar. Begitupun tetek bengek urusan seperti kalau mempunyai rumah, Misalnya mengurus saluran pembuangan air dan lain sebagainya.

e. Aman.

Faktor keamanan 24 jam dan sarana CCTV membuat penghuni merasa tenang saat harus meninggalkan ruangannya. Maklum, para penghuni apartemen adalah mereka yang lebih banyak menghabiskan waktunya di luar.

Terlepas dari betapa nyamannya tinggal di apartemen, ada baiknya kita pertimbangkan kenyamanan jika tinggal di rumah sendiri. Bayangkan betapa nikmatnya kita menikmati proses memasak, dari mulai mengiris, mencuci, mengulek bumbu, sampai membakar ayam. Hal itu tentu saja tidak bisa kita lakukan di apartemen. aturan bahwa di dalamnya hanya boleh digunakan sebagai dapur kering. Artinya walaupun terdapat kompor, tetapi hanya dapat digunakan untuk menghangatkan saja. Tidak boleh ada kegiatan memasak apalagi yang menimbulkan bau.

Begitupun dengan sarana cuci mencuci. Tidak ada sarana jemuran disedikan sehingga setiap punghuni harus menemukan caranya sendiri bagaimana pakaiannya bisa kering tanpa harus menjemurnya. Biasanya mereka menggunkan mesin cuci plus pengeringnya sekalian.

Di apartemen pun hanya ada satu sisi untuk melihat arah ke luar. Bayangkan jika di rumah, kita bisa melihat ke arah belakang dari jendela dapur, arah samping dari jendela kamar dan arah depan dari pintu rumah. Begitupun setiap bulannya, ada biaya perawatan yang harus dikeluarkan. Misalnya baiya listrik, lift, keamanan dan lain sebagainya.

Tinggal di apartemen pun tidak sebebas tinggal di rumah. Ada berbagai peraturan dari pengelola yang harus dipatuhi. Misalnya tidak diperkenankan memelihara binatang peliharaan, tidak bisa bercocok tanam karena tidak ada lahan, tidak leluasa memutar musik keras-keras. Ruangan pun terbatas, tidak bisa menambah lahan ke samping atau ke atas seperti kalau membangun rumah.

Selain itu. tingkat sosialisasi juga kurang. Sering antara penghuni satu dengan lainnya walau berdekatan tidak saling kenal. Sifat individualistis akan lebih terasa di sana. Lucunya pula, orang-orang yang tinggal di dalamnya merasa bangga dan gengsi tinggi. Padahal di luar negeri misalnya di Belanda, mereka yang termasuk kalangan menengah ke atas adalah mereka yang mempunyai rumah sendiri. Orang-orang yang tinggal di apartemen malah golongan menengah ke bawah.
Begitulah plus minus tinggal di apartemen. Apakah apartemen akan dijadikan tempat tinggal tetap, perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingannya. Jadi, jika ada pertanyaan, lebih enak mana tinggal di rumah atau apartemen? Jawabannya relatif. Ada banyak faktor yang dapat menjadi alasannya.

0 komentar:

Posting Komentar