Waspadai 5 Bahan Kimia Berbahaya Pada Makanan

SOCIALIZE IT ⇨
Produsen makanan sering menambahkan pewarna, penyedap rasa, aroma, pengawet dan lain sebagainya ke dalam bahan makanan. Maksudnya tiada lain untuk meningkatkan mutu dari makanan itu sendiri. Dalam takaran tepat, sebenarnya tidak masalah, masih aman kok bagi kesehatan. Tetapi ternyata, ada beberapa produsen nakal yang menambahkan bahan kimia berbahaya dimana seharusnya bahan-bahan itu bukan diperuntukkan buat makanan. Ironisnya lagi, ternyata bahan-bahan tersebut bisa membahayakan tubuh kita.
Berikut beberapa bahan kimia berbahaya yang sering ditambahkan pada makanan.

a.Formalin.

Formalin terdiri dari beberapa bentuk. Ada yang berbentuk larutan dan ada yang berbentuk tablet. Formalin tidak mempunyai warna dan bersifat mudah terbakar. Baunya juga cukup menusuk. Sebenarnya formalin digunakan dalam industri tekstil, farmasi, dan industri kosmetik sebagai zat pewarna. Dalam dunia kedokteran formalin sering digunakan sebagai disinfektan, cairan pebalsam dan lain sebagainya. Disinyalir formalin dalam tubuh bisa mengakibatkan kanker. Bahan yang sering dipergunakan untuk mengawetkan mayat ini, anehnya malah digunakan untuk mengawetkan makanan. Padahal hal itu sangat berbahaya karena bisa menimbulkan iritasi, alergi, kejang, koma, gangguan pencernaan dan banyak lagi lainnya.

Untuk mengecek suatu bahan makanan mengandung formalin atau tidak, lakukan  hal berikut. Pertama pegang bahan makanannya misalnya mi. Jika mi tidak lengket dan terlihat lebih mengkilat, bisa jadi mengandung formalin. Apalagi kalau dicium baunya khas menyengat. Pada tahu, formalin menjadikannya tidak mudah hancur. Pada ikan asin, ikan segar, daging segar, semuanya tak akan didekati lalat karena binatang itu tak akan kuat dengan baunya.

b. Asam boraks.

Bahan pengawet ini biasanya berbentuk serbuk kristal putih. Tidak berbau dan bisa larut dalam air. Dunia kedokteran menggunakannya sebagai antiseptik dan disinfektan juga antimikroba. Selain itu asam boraks pun digunakan sebagai bahan baku deterjen, kaca dan pengawet pada industri kayu. Jika ditambahkan pada makanan maka akan menimbulkan sifat kenyal. Misalnya pada mi menjadi tidak mudah putus. Banyak pula digunakan  pada pembuatan bakso, mi dan kerupuk. Dampak buruknya bagi kesehatan adalah bisa mengganggu fungsi sistem saraf pusat, otak, saluran cerna dan ginjal. Juga gangguan pada jantung, nyeri kepala, hilangnya pendengaran dan penglihatan, keracunan  bahkan kematian.

c.Aspartam.

Aspartam sering digunakan sebagai pengganti gula pasir. Rasa manisnya luar biasa karena 180 kali lebih manis darigula biasa. Biasanya digunakan sebagai pemanis pada permen, minuman dingin, sereal dan lain sebagainya. Penggunaan aspartam harus sesuai aturan. Dosisnya tidak boleh lebih dari 50 mg/kg/hari. Jika  kelebihan bisa menyebabkan keracunan yang berakibat pada tubuh menjadi kejang.

d. Rodamin B dan Methanyl yellow.

Rodamin B merupakan sejenis pewarna hijau dengan bentuk  kristal atau bubuk padat berwarna ungu kemerahan. Warna yang terbentuk dalam larutan adalah merah kebiru-biruan. Biasanya digunakan sebagai pewarna pada obat-obatan, kertas, kosmetika, kain dan lain sebagainya. Tetapi banyak produsen makanan menggunakannya sebagai pewarna makanan. Akibatnya kemudian bisa timbul kerusakan pada organ hati seperti tumor hati dan usus. Selain itu juga bisa merusak organ ginjal.

Berbeda dengan Methanyl Yellow. Bahan kimia ini berbentuk serbuk dan padat. Merupakan zat pewarna sintetis yang menghadirkan warna kuning kecokelatan atau kuning menyala. Biasanya digunakan sebagai  pewarna kain, kertas atau cat tembok. Tetapi orang menyalahgunakannya menjadi pewarna sirup, jelly, manisan, permen, kerupuk, gulali dan lainnya. Hasilnya, produk  akan terlihat sama, cerah dan mengkilat.

Makanya, tingkatkan kewaspadaan ketika kita membeli makanan. Hati-hatilah jika menemukan makanan dengan warna- warna yang mencolok. Atau bau yang khas dan tidak biasa. Jangan sampai kita menjadi korban produsen yang tidak bertanggung jawab, yang hanya mementingkan sisi bisnisnya tanpa peduli dengan kesehatan dan keselamatan hidup orang lain.

***




0 komentar:

Posting Komentar