Superbugs, Bakteri Resisten yang Membahayakan

SOCIALIZE IT ⇨
Fakta berikut bukanlah sulap atau sihir. Tetapi merupakan bukti nyata bahwa penggunaan antibiotik selama ini tidak rasional lagi. Alhasil, antibiotik sebagai obat yang dianggap penyelamat terhadap infekti bakteri, kini kehilangan khasiatnya. Penggunaannya yang salah kaprah  mengakibatkan para kuman menjadi kebal atau resisten terhadapnya. Mereka menjadi superbugs, bakteri resisten merugikan. Diantara akibat yang ditimbulkannya adalah  pengobatan menjadi lama dan mahal bahkan kematian. Superbugs pun kini menjadi penyebab masalah kesehatan yang sangat serius.

Riwayat timbulnya  superbugs.                                     

Kehadiran  superbugs berhubungan erat dangan penyakit dan antibiotik. Dalam hal ini antibiotik dianggap obat yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Padahal sejatinya, antibiotik hanya efektif digunakan untuk penyakit yang diakibatkan infeksi bakteri atau kuman. Itupun yang dikategorikan sebagai infeksi berat saja.  Misalnya saja meningitis, batuk rejan (batuk seratus hari) dan mycoplasma. Sedangkan flu, sinusitis, bronchitis, gangguan saluran pernapasan selama belum kronis tidak diperlukan penggunaannya.

Anehnya, pasien sering meminta kepada dokter untuk diberikan antibiotik. Alasannya, penggunaannya bisa mempercepat kesembuhan bagi penyakit mereka. Padahal, disadari atau tidak, semakin banyak penggunaan antibiotik atau membabi buta maka akan menyebabkan antibiotik itu kehilangan kemujarabannya.

Belum lagi penggunaannya yang salah kaprah. Sering antibiotik malah digunakan untuk berbagai penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Jelas ini keliru. Antibiotik tidak akan berfungsi terhadap penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus seperti misalnya penyakit flu.

Celakanya lagi, anak-anak sering jadi korban penggunaan  salah tersebut.  Penyakit seperti demam, radang tenggorokan, diare, batuk hampir semuanya selalu disertakan antibiotik. Padahal penyakit-penyakit di atas banyak disebabkan oleh infeksi virus bukan bakteri atau kuman.

Ada juga masyarakat yang menggunakannya sebagai upaya pencegahan. Aslinya, penggunaan antibiotik untuk pencegahan hanya disarankan kalau terjadi keadaan khusus  saja atau diberikan pada beberapa operasi. Itupun penggunaannya tidak boleh sembarangan. Yakni hanya pada sprektrum sempit dengan durasi singkat.

Akibat lebih jauh dari  superbugs.

Antibiotik yang digunakan berlebihan seperti contoh di atas menyebabkan kuman tidak mati. Kemudian kuman-kuman itu mengalami perubahan (mutasi) menjadi kuman yang tidak mempan dilawan dengan antibiotik (resisten). Yang kemudian menjelma menjadi superbugs. Akhirnya, antibiotik menjadi kehilangan fungsinya untuk memerangi bakteri lagi.

Jika bakteri sudah resisten maka orang yang sakit harus mencari  pilihan lain. Apalagi kalau bukan mencari antibiotik yang lebih kuat dan lebih toksik. Biasanya juga harganya lebih mahal. Bahkan harus dirawat di rumah sakit karena pemakaiannya harus lewat cairan infus. Hal inipun bisa menimbulkan efek samping yang lebih berat. Selain itu bakterinya juga dalam waktu cepat bisa menjadi kebal juga terhadap antibiotika yang lebih kuat tersebut. Artinya, superbugs semakin naik kelas keresistennya menjadi super superbugs. Pastinya, akan menjadi jauh lebih berbahaya lagi.

Selain itu, akibat  yang ditimbulkannya pun bisa semakin luas. Selain individu yang dirugikan, mereka yang tidak menggunakan antibiotik pun bisa  tertular. Bakteri ini bisa menulari siapa saja dan dimana saja.Apalagi di rumah sakit dimana bakteri umumnya sudah resisten terhadap berbagai antibiotik. Karena itu, jangan sekali-kali membawa  anak kecil masuk ke dalam rumah sakit.

Makanya, gunakanlah antibiotik secara rasional alias tepat dan terarah. Jangan sampai lahir superbugs baru yang lebih kebal dimana antibiotik tidak bisa membunuh kuman lagi. Yang lebih gawat jika bakteri baik  ikut terbunuh  juga di dalam tubuh kita. Dan yang akan terjadi kemudian sungguh mengerikan, banyak orang meninggal karena obat antibiotik untuk infeksi kuman tak berfungsi lagi.

***

0 komentar:

Posting Komentar